Sabtu, 18 Juni 2016



Perkosa Pembantu Cantik


 Kisah ini adalah kisah nyata yang tak terlupakan dalam hidupku.Ini tejadi 9 Tahun yang lalu saat ku masih Kelas 2 SMP.Namaku Agus.Aku sulung dari 2 bersaudara.Ayahku seorang TNI dan Ibuku seorang HRD sebuah hotel bintang 4 di Kuta.Ya..kami tinggal di Denpasar,Bali.Kami mempunyai seorang pembantu rumah tangga (PRT) namanya Ayu dari karangasem,biasa kupanggil Mbok Ayu.
Mbok artinya panggilan untuk wanita yang lebih tua di Bali.Mungkin daerah lain sebutannya Mbak.Mbok Ayu berumur 23 Th,Kulitnya kuning langsat,wajahnya cantik,rambut hitam panjang,tingginya klo gk salah skitar 160an,pokoknya perpect dimataku.Mbok Ayu berasal dari Desa Talibeng dan hanya tamatan SD.
Nah,kisah ini berawal dari rasa penasaranku dengan sex (puber :)),aku sering membayangkan,gimana sih rupanya vagina wanita itu.Yah saat itu aku cuma tahu dari cerita temen-temen aja sih,katanya gini lah katanya gitu lah.Untuk mengisi rasa penasaranku,aku puasin dengan menatap gambar cover cewek di buku TTS (Teka-teki silang) yang saat itu ada gambar cewek telanjangnya (walau semi gitu sudah cukup buat menghayal isi dalemannya :)).Yah,namanya penasaran,itupun tidak bisa memuaskan rasa penasaranku.
Suatu hari di malam minggu saat liburan sekolah pertengahan semester,ketika pulang dari rumah temanku dari Sanur skitar jam setengah 11 malam, saat itu Ortuku ,adikku dan mbok Ayu sudah pada tidur lelap,seperti biasa setelah pulang darimana pun aku selalu ke kamar mandi dulu buat cuci muka,kamar mandi ini letaknya disamping kamar Mbok Ayu,deket ruang tamu.Kamar Ortu dan adikku di lantai dua ,sedangkan aku dan Mbok Ayu di lantai satu.Kamarku dan kamar Mbok Ayu saling berhadapan.Setelah cuci muka dan buang air kecil,aku menuju Kulkas untuk minum air dingin,walah…tidak ada air,hanya ada 1 botol plastic besar jamu sirih punya Mbok Ayu ,ya..
Mbok Ayu memang rajin minum jamu sebelum tidur.Dengan sedikit kesal aku ke dapur mengambil minum.Di samping haus,aku juga lapar. Aku pengen di buatkan mie instan,lalu aku ke kamar Mbok Ayu untuk meminta agar di buatkan.Aku buka pintu kamarnya,Gelap!,aku raba-raba dinding disamping pintu buat mencari saklar lampu dan TEKK!!,lampu dengan sinar putih terang menyala.Terlihat Mbok Ayu tidur telentang memakai baju putih tipis serta celana training hijau bekas ayahku.Aku panggil-panggil Mbok Ayu lebih dari 5 kali,Aduuhh….bener-bener dah Mbok Ayu kalau udah tidur susah di bangunin,kacapean kali ya.Lalu aku goyang-goyangkan lengannya,lebih dari 10 detik akhirnya bangun juga…
“Kenapa gus ?”,katanya pelan
“Mbok,buatin agus mie donk,laper banget nih!”
“Buat sendiri deh,kan bisa”,katanya
“Beh Mbok,males Mbok”,kataku
akhirnya setelah merengek-rengek dia mau membuatkan aku mie.Selesai menghidangkan untukku,Mbok Ayu lanjut tidur.Setengah jam setelah kuhabiskan mie tadi sambil menonton TV di ruang tamu,aku jadi teringat wanita di cover buku TTS ada yang wajahnya mirip mbok Ayu.
Aku mulai membayangkan jika itu benar-benar Mbok Ayu.Wah-wah…”adikku” mengeras nih.Aku menoleh sekilas ke kamar Mbok Ayu,Eh..Pintunya terbuka sedikit tapi dalam kamarnya gelap gulita.Tiba-Tiba saja pikiran mesumku kumat.Aku ambil senter di samping TV lalu aku sorotkan ke dalam kamar dari ujung atas tepat tidur sampai kebawah,terlihat Mbok Ayu dengan wajah kesamping kiri agak mereng keatas dengan mulut sedikit terbuka tidur telentang dengan tangan kanan memeluk bantal di dadanya,sedangkan tangan kirinya keatas,kaki kanannya agak menekuk sedikit.Napasnya teratur tapi terdengar agak berat.Aku memberanikan diri masuk pelan-pelan kedalam kamarnya.Senter di tangan kiriku aku terus arahkan ke mukanya,takut dia bangun.
Aku taruh tangan kananku di pahanya,aku tekan-tekan sedikit dengan telapak tanganku,tidak ada reaksi!,kuberanikan lebih ke atas lagi,sekali lagi tidak ada reaksi.Hehehe….aman nih!,pikirku.Lalu pelan-pelan kutaruh telapak tanganku diatas vaginanya sambil kuperhatikan wajahnya dengan senter,dadaku saat itu berdebar-debar sangat cepat.lalu aku tekan pelan vaginanya dengan telapak tangan dan jari telunjukku,Padat rasanya!,kutekan lagi dengan pelan di semua area sekitar vaginanya…bener-bener padat, hanya dibagian bawahnya yang empuk,mungkin itu bibir vaginanya,pikirku..Lalu aku geser sedikit paha kirinya yang lurus kesamping lebih lebar dengan hati-hati,kembali aku pencet-pencet lagi bagian yang empuk tadi…benar-benar empuk tapi aku tidak tahu posisi lubangnya di sebelah mana karena masi dibalut celana training.Kini senter aku arahkan terus ke Vaginanya sembil menajamkan indera pendengaranku di pernapasannya.
Aku posisikan jempol tangan kananku disisi kiri vaginanya dan empat jariku yang lain di sisi kanan,ku remas pelan seperti mencubit,remasanku makin kukuatkan,wah..bener-bner mantap..tebal dan empuk!.Kusenter kembali wajahnya,masih seperti tadi ,tidur nyenyak dengan mulut yang terbuka.wah…wah…Mbok Ayu-Mbok Ayu…
“Boleh aku lihat-lihat sebentar ya Mbok”,bisikku pelan.
Baru ingin bertindak lebih jauh,kudengar langkah kaki menuruni tangga,aku segera keluar ke ruang tamu dimana saat itu TV di ruang tamu masih menyala saat kutinggal ke kamar Mbok tadi.Terlihat Ibuku di sela-sela keremangan dari atas tangga.Sepertinya mau buang air..
“Belom tidur gus?”,tanya ibuku
“Bentar,baru habis makan mie”,sahutku
“Jangan bergadang,mending kamu tidur,udah larut ini”,kata ibuku sambil menutup pintu kamar Mbok Ayu.
Asem ditutup..pikirku…
“Besok mau ikut nda ke kampung jenguk nenek ?,ya..sekalian nginap beberapa hari gitu,toh liburmu masih seminggu lagi kan?”,tanya ibuku lagi
“Nda ah Bu,lagian Agus juga ada Tugas kelompok dari sekolah”,kilahku
“Ya udah,Ibu nda maksa,yang penting beneran buat tugas.”
“Yaaa… “,jawabku sambil masuk ke kamar.Dalam hati aku tersenyum senang.”Yes Yes Yes besok sepi dah,pegang-pegang Mbok Ayu lagi ah !”,sorakku dalam hati.
Keesokan harinya,Orang tuaku dan adikku berangkat ke kampung sekitar jam 11 siang,tinggallah kami berdua di rumah.Aku hanya menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain Nitendo dan menonton TV . Acara TV saat itu tidak ada yang bagus.Aku jadi setengah bosan ,lalu aku keluar rumah bermaksud ke rumah Dede,tetanggaku.Dede temanku sejak kecil dan sebaya denganku tapi lain sekolah.Dede tinggal sama pembantu dan neneknya.Ortunya tinggal di beda Kabupaten.Dede ini anaknya rada-rada gitu,kadang ketawa sendiri entah apa yang dipikirkannya.Dede memiliki salah satu harta karun yang aku juga ingin memilikinya,Kartu Remi Porno…Hoho…itulah tujuanku ke rumah Dede.
“Hehe,makanya beli satu “,katanya sambil nyengir
“Gundulmu,kamu di kasih Om mu aja belagu”,kataku menggerutu sambil jelalatan melihat kartu remi itu
“Mbok Ming,Beliin Teh Botol 2 donk !”,teriak Dede sambil melongokkan kepalanya keluar kamar
Kamar Dede,letaknya di lantai 2 jadi agak sedikit teriak biar terdengar kebawah.Setelah itu Dede menghampiriku,dia mengatakan dengan semangat bahwa ia telah meraba-raba tubuh si Mbok Ming waktu tidur.Aku melongo mendengar ceritanya itu.Aku hanya diberi tahu kalau saat itu dia mencampur 2 pil obat tidur ke Teh Mbok Ming.Untuk Kamuflase,ia menambahkan gula ke tehnya.Jadi gak ketahuan deh,katanya.Ya..Mbok Ming adalah pembantu keluarga Dede,umurnya masih 18 tahun,wajahnya cantik dengan kulit sawo matang,rambutnya sebahu tapi yang bikin wow adalah payudaranya…Gede!.
Saat asyik cerita,tiba-tiba Mbok Ming masuk bawa minuman.Untung dia nda tahu kami membicarakan dirinya.Aku benar-benar melongo dengar ceritanya itu.Tak menyangka punya Hobi yang sama,Meraba-raba.Aku lalu bertanya Obat tidurnya itu tahan berapa jam,ia bilang sama kayak orang tidur biasa cuman efeknya bikin lebih nyenyak.Lalu aku diberi 2 butir Obat tidurnya itu.Merek L****.
“Coba deh !,jangan sering-sering aja,nanti Mbokmu kenapa-napa”,katanya sambil ngacungin jempol
“Okeeyyyy Sippp”,kataku berlalu sambil nyengir.
Mungkin hari ini hari bahagiaku,bener-bener saat itu aku seperti cacing kepanasan,berharap datang malam dengan cepat.Selesai makan malam,aku masuk ke kamarku.Pikiranku sudah dipenuhi macam-macam tehnik raba-raba.Aku menyiapkan senter ,gunting ,dan sendok plastic untuk proyekku nanti.Obat tidur sudah aku tumbuk sampai halus pakai tongkat kasti dan telah kubungkus pakai lipatan kertas.Saat itu masih jam 9 malam,Mbok Ayu baru selesai nyuci Baju 2 Ember besar dan ia tengah santai di ruang tamu sambil menonton TV.Terlihat ia sangat kelelahan. Ia memakai kaos pink dengan rok biru pendek.Aku menunggu kesempatan datang dari sela-sela pintu kamarku yang saat itu aku tutup sedikit.
Tepat jam sepuluh malam,Mbok Ayu sepertinya akan tidur,TV ruang tamu di matikan.Kudengar pintu kulkas di buka.Pasti Mbok AYu ngambil Jamu,pikirku.Benar saja,Mbok Ayu terlihat masuk kamar membawa 1 gelas berisi jamu sirihnya dan di taruh diatas meja riasnya.Lalu ia masuk ke kamar mandi,untuk cuci kaki dan mungkin juga buang air kecil,aku sudah menyangka seperti itu karena aku sudah hapal aktivitas sebelum tidurnya itu.AKu cepat-cepat masuk ke kamarnya membawa sendok plastik dan obat tidur tadi.Kutuang dan kuaduk dengan rapi.Sedikit ada putih-putih atasnya namun sudah kuhilangkan agar tidak meninggalkan jejak.
Aku balik lagi ke kamarku sembari menunggu Mbok Ayu ke kamar.Selang semenit kemudian Mbok Ayu masuk kamar dan duduk di kasurnya lalu meminum jamunya itu.Bagus!!!,sorakku dalam hati.Ia pamitan tidur padaku,lalu ia menutup pintu kamarnya dan mematikan lampunya.Aku sengaja menunggu sejam agar obat tidur itu benar-benar bereaksi.Sambil menunggu,aku nonton TV di kamarku.
Tepat jam 11 malam,aku menuju kamar Mbok Ayu.Aku buka pintu kamarnya dan mulai menyenter ke dalam,lagi-lagi aku melihatnya telentang.Tangan kirinya di dada,tangan kanannya ke samping,kaki-kakinya lurus.Aku menyenter kepalanya,menghadap ke kiri dengan mulut sedikit terbuka.Aku dekatkan wajahku ke wajahnya,aku dengar dengkuran halus napasnya.Aku beralih mengendus ke mulutnya,bau jamu sirihnya masih ada.aku perhatikan wajahnya,benar-benar cantik pembantuku ini.Senterku terus kebawah kearah payudaranya.Susunya gak gede-gede amat tapi berisi.
Aku ingin melihat dalamnya,lalu aku tarik pelan-pelan kaos pinknya keatas,hingga terlihat gundukan payudaranya ditutupi BH putih.Ku perhatikan BH Mbok Ayu tidak isi tali bahunya,hanya tali kepunggung saja.Tentu saja sedikit memudahkanku nantinya.Aku lalu berpikir,kenapa gak ku hidupkan saja lampunya toh sudah aku kasi obat tidur.Ku lalu mengambil 2 bantalnya lalu kututupi wajahnya untuk memberikan kesan gelap masih ada.Laluaku hidupkan lampu.
Tekk!!,Yeah,gini kan enak.Kamar Mbok Ayu jadi terang,kulihat perutnya kembang kempis bernapas.Kulanjut di payudaranya yang tertunda tadi ,lalu aku dorong keatas BH nya itu,tak sulit,dan Nicee!…kulihat Payudaranya padat berisi dengan puting hitam kecil.Lama kupandangi,benar-benar bersih,di payudara kanannya ada andeng-andeng tanda lahir bikin tambah cantik pemandangan. Kuberanikan untuk membelainya,benar-benar halus.Kusentuh pelan putting kirinya,aku pencet-pencet pakai telunjuk dan jempolku.Agak dingin aku rasakan,semakin lama semakin mengeras kurasakan putingnya.
Aku berpikir kenapa ya,maklum saat itu aku belum tahu yang namanya puting terangsang.Kuperhatikan kedua putingnya,terlihat berbeda dengan yang kanan,yang kiri lebih menonjol.Lalu aku mencoba mengisap pelan tapi agak kuat,Kok gak keluar susu,pikirku.Tak ada rasanya. Aku kira rasanya manis ,hahaa.Puas menghisap,aku liat ke wajahnya di sela-sela bantal yang sengaja kuberi ruang buat bernapas,ekspresi mukanya tetap sama seperti tadi.Ku beralih ke perutnya,benar-benar mulus. Ku beralih ke betisnya,kuusap pelan,halus… lalu Naik kepahanya,halusnyaaa…
Aku longokkan kebawah kepalaku kearah dalam Roknya, Aku bisa melihat CD Mbok Ayu berwarna putih.Adikku,ah sebut saja kontolku sudah tegang sedari tadi.Sepanjang Misiku ini,dadaku tak berhenti-hentinya berdebar karena rasa takut jika nanti Mbok Ayu terbangun memang terus menghantui diriku.Tapi Aku Optimis,jika Obat tidur ini manjur.
Aku benar-benar nekat,ku singkap keatas rok Mbok Ayu perlahan-lahan hingga maksimal dan terlihat seluruh CD nya.CD nya benar-benar putih polos tidak ada coraknya.Kupandangi terus gundukan segitiga ini dari atas sampai kebawah.
Wah-wah…tembem banget.Aku geser pelan-pelan paha kiri dan kanannya hingga kini posisi kakinya benar-benar ngangkang.Kulihat selangkangannya yang sebelah kiri juga ada noda coklat seperti tanda lahir,namun bersih.Ada sedikit bulu-bulu halus disana. Lalu telapak tangan kananku aku tempelkan ke vaginanya yang masih dibalut CD itu.Hangat terasa…ingin kuremas keras namun takut,kutekan-tekan vaginanya dengan telapak tanganku sekitar 5 kali,tekanan terakhir sengaja aku menekannya agak dalam.Empuknyaa…Ide aneh terlintas di kepalaku,aku ambil posisi tiduran tengadah,kuposisikan kepalaku menindih vaginanya. Napas Mbok Ayu semakin berat kudengar.
Enak banget kayak bantalan empuk.ada 2 menit aku diposisi itu.hehehe…. Aku penasaran ingin melihat isi dalam CD Mbok Ayu.Lalu aku bangkit dari tempat tidurnya.Aku menuju lemari Mbok Ayu.Aku buka dan mencari CD dengan motif sama,Polos putih.Dan ada sekitar 4 CD dengan warna putih polos yang sama.Yes…This is Show Time!…aku ambil gunting yang sudah kusiapkan tadi,kumasukkan jari telunjuk kiriku di CD nya sebelah kiri dan kanan dekat pinggul,kutarik dan Kress !!…kusingkap ke bawah CD yang sudah kugunting Dan Eaa… terlihat sudah dimataku apa yang ingin kulihat secara langsung selama ini.Dadaku berdegup kencang sekali,kontolku juga tegang gak karuan.
Keringat membasahi kepalaku dan badanku.Benar-benar pemandangan yang indah di depan mataku.Aku dekatkan wajahku kira-kira 15 cm dari vagina Mbok Ayu.Ku lihat ke sekeliling area itu.Terlihat Bulu Vaginanya lebatt tapi rapi!!,bulu vaginanya memenuhi semua bagian vaginanya.Saat itu aku bingung karena tidak ada lubang yang kulihat secara langsung.Bibir vaginanya yang sisi luar nampak mengembung dengan bulu-bulu halus.Ku alihkan pandangan di tengah-tengah antara bibir vaginanya.Terlihat disana lipatan daging tipis yang menonjol keluar,yang belakangan kuketahui namanya labia minora.Labia minoranya berwarna pink agak gelap.Kupandang tak berkedip penampakan itu.
Kudekatkan hidungku ,terasa hawanya hangat dan kuendus dalam-dalam,wanginya seperti sabun mandi gitu.Ingin kusentuh tapi rada takut.Setelah pikir panjang,aku berniat nekat menyentuhnya,ku tekan sisi diatas belahan vaginanya dengan telapak tangan kananku,kuusap keatas ,rasanya seperti rambut biasa cuman agak kaku,kuusap lagi sambil memperhatikan sebuah biji kecil yang tampak ketika kulit yang menutupinya tertarik keatas saat bulunya tadi kuusap.Tiba-tiba aku di kejutkan dengan tubuh Mbok Ayu yang terguncang dengan pantat seperti ditarik kebelakang.
Napasnya kudengar mendengus. OMG,ternyata bulu kemaluannya nyangkut di cincinku saat kuusap tadi dan tercabut.Aku kaget dan bangkit dengan muka tegang.Untung Mbok Ayu tidak terbangun.Aku cari tahu dan saat kulihat telapak tanganku,kulihat di cincin gaul ditelunjukku ada tiga helai bulu kemaluannya.Baru kuingat,Ini tak sengaja kulakuin tadi sore di rumah Dede,kadang aku memang suka ukiran cincinku kuputar menghadap kebawah.Wah,ternyata bisa bereaksi juga saat tidur,pikirku.
Belum puas,Kuusap lagi vaginanya karena penasaran dengan tonjolan kecil tadi,kudorong keatas kulit yang menutupi tonjolan itu dan kuperhatikan dari jarak 10 centi.warnanya pink pucat seperti ada gurat-gurat kecil ,belakangan aku tahu ternyata itu clitoris yang merupakan daging kecil yang berisi kumpulan pembuluh darah kecil –kecil dan juga area paling sensitive vagina wanita.Pantas saja saat kuusap dengan telunjukku sekitar 3x clitorisnya,Mbok Ayu kudengar mendengus dan pahanya kanannya bergerak seperti ingin menutup,namun kutahan dengan siku kiriku,Kuusap lagi clitorisnya,pahanya kurasakan bergetar hebat.sekilas kulihat belahan vaginanya bergerak ,tapi sekali saja.
Pandanganku kini kualihkan ke belahan vaginanya.Lama kupandangi,tidak ada gerakan berdenyut lagi dan benar-benar rapat,berbeda seperti yang ada di Kartu Remi Dede.Yang kulihat labia minoranya disana rata-rata menggelambir,dan kelihatan lubang besar di belahannya.Apa Mbok Ayuku Perawan ya?…. Aku nekat ingin mencari-cari lubangnya.Aku yakin lubangnya ada di belahannya itu.Kutelusuri,dan buka pelan-pelan belahan berwarna pink pucat itu dengan kedua jempol dan telunjukku,senter kumasukkan ke mulutku dan bermaksud menyenter ke dalam vaginanya.Belum menguak belahan itu sampai kedalam,aku lihat seperti ada kulit/selaput tipis dengan rongga sangat kecil disana.Mungkin hanya muat masuk untuk jari klingkingku saja.Dari celah rongga itu aku bisa melihat isi dalam vaginanya.Kulihat seperti daging bergelombang dengan warna pink pucat juga.Kudengar wanita perawan itu ada selaput dara di dalam vaginanya,mungkin kulit tipis itulah selaput daranya,pikirku…Wah Mbok Ayu masih perawan toh !!..
Kudongakkan kepalaku melihat kewajah Mbok Ayu,Masih terlelap.Ampuh juga obat tidurnya,aku merasa berhutang budi pada Dede.Aku melihat ke payudaranya yang masih Mengacung itu.Kuperhatikan lagi putingnya,disekeliling putingnya seperti ada bintil-bintil yang sewarna dengan putingnya.Aku genggam payudaranya yang kanan dengan telapak tangan kananku hingga jempol bertemu jari,setengah payudaranya jadi menggembung.Ku merasakan debaran dada Mbok Ayu dengan telapak tanganku,debarannya pelan teratur.Aku heran,apa saat tidur bisa terasa juga ya?…
Kembali lagi kupenasaran dengan vaginanya.Di rongga yang ada kulit tipis tadi,ingin rasanya kumasukkan klingkingku ksana,pelan-pelan kumasukkan klingkingku hingga mentok,jari-jariku yang lain menempel di bibir vaginanya.Kulihat selaput daranya juga ikut sedikit terdorong kedalam.Klingkingku kugerakkan di dalam,hawa di dalam rasanya panas,dapat kusentuh daging dalamnya dengan seruas jari klingking juga terasa hangat.Kenyalll gitu….Kutarik klingkingku keluar pelan-pelan dan kucium baunya,baunya khas banget.. kubenamkan wajahku dengan pelan ke vaginanya,kurasakan hidungku masuk ke belahan vaginanya,mataku kupejamkan karena tertempel bulu-bulu vaginanya.Kuhirup dalam-dalam aromanya…benar-benar memabukkan.Siku-sikuku masih menahan pahanya.Kuusap paha Mbok Ayu hingga keselangkangan ,agak sedikit basah oleh keringat.Ya,..Aku ingin bermain-main di vaginanya lagi.
Kulihat jam menunjukkan pukul satu malam.Kuambil gunting,ku belai beberapa helai bulu kemaluannya,kutarik sedikit keatas dan kugunting.terlihat jadi memendek bulu yang kugunting tadi.Aku tersenyum geli melihatnya.Lalu kumasukkan ke plastic kecil yang kusiapkan ,bermaksud untuk koleksi.hehehe. Kulakukan sebanyak 2x.Puas menggunting bulu kemaluan,ku jepit bibir-bibir vaginanya dengan jari-jari tanganku,kukatupkan kedua sisi itu dan terlihat seperti mulut memble.Setelah itu kuberalih ke labia minoranya,ku jepit dengan kedua telunjuk dan jempolku,kutarik menjauh kea rah berlawanan sampai maksimal,kulihat belahannya ikut melebar menampakkan rongga dalemannya dan selaput daranya.Kudengar lagi napas Mbok Ayu mendengus.
Mungkin terasa geli atau agak sakit sehingga mendengus gitu ya?..pikirku.Dan Ide gila muncul lagi.Ku naikkan kakiku ke kasur,dengan posisi bersila di depan Mbok Ayu yang mengangkang itu,kujulurkan telapak kakiku yang kanan seperti menginjak vaginanya.Telapak Kakiku lumayan besar ,ukuran 41,cukup menutupi bagian utama Vagina Mbok Ayu.Wah..sensasinya luar biasa,kumembayangkan seperti menginjak pedal gas mobil,kutekan-tekan vagina Mbok Ayu dengan kakiku.
Terasa geli karena gesekan bulu-bulu vaginanya.Lagi-lagi Mbok Ayu seperti ingin bergerak menutup pahanya,tapi segera kutahan dengan tangank, saat menahan itu aku tak sadar menginjak vaginanya agak keras karena telapak kaki kananku tadi masih nempel di vaginanya. Kudengar erangan tertahan “Uhmm…”,kuintip dari sela-sela bantal yang menutupi wajahnya.Untung Mbok Ayu tidak terbangun,tapi agak kasihan jadinya.Kulihat vaginanya agak memerah di bibir-bibirnya dan bulu vaginanya jadi semrawut.
Belum puas-puas aku memainkan vagina Mbok Ayu yang terlelap bagaikan mimpi ke Surga.Aku tiduran dipaha Mbok Ayu.Kepalaku dipaha kanannya menghadap ke Vaginanya.Dengan jelas kulihat bagaimana bentuk vagina wanita dari samping.Kulihat Mbok Ayu bernapas sambil berdebar pelan,karena kulihat perutnya mengembung disertai getaran kecil teratur di perut bagian atasnya.Bulu Vaginanya yang kugunting tadi terlihat berdiri dan berbeda panjangnya,begitu juga yang lainnya semrawut.Mungkin karena keinjek keras tadi.Kulit Mbok Ayu yang kuning langsat dari paha hingga ke selangkangan,dan kemerah-merahan di vaginanya dipadu setumpuk bulu-bulu hitam vagina serta belahan vagina warna pink pucat benar-benar pemandangan yang cantik.
Ingin ku abadikan lewat kamera HP.Kuambil HP 6600 ku,ku jepret sebanyak 20x,kebanyakan di vaginanya.Bibir vagina,Labia,clitoris,dan bagian vagina lainnya kujepret saat itu.Tapi yang uniknya sengaja aku tidak ikut mempoto bagian wajahnya.Puas mengambil poto,kulihat jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi.Posisi Mbok Ayu masih mengangkang seperti tadi.Entah berapa kali ku menahan pahanya yang ingin menutup agar tetap seperti itu.Pegal gak yah ?..tanyaku dalam hati.
Kali ini untuk terakhir kalinya,karena mataku juga sudah rada ngantuk.Aku membuka bajuku dan celanaku,hanya pakai kolor saja.Aku berencana tiduran di atas vagina Mbok Ayu.Tapi kali ini bukan kepalaku tapi punggungku.Ku posisikan tubuhku membelakangi kaki Mbok Ayu yang mengangkang itu. Aku rebahkan perlahan punggungku di vaginanya,terasa bulu-bulunya menyentuh punggunggu dan bibir serta belahan vaginanya terasa menempel dan tercetak di punggungku.Kudorong punggungku lebih keatas sehingga kini kurasakan bibir dan labianya yang menempel tercetak lebih lebar karena ikut terdorong keatas.
Paha Mbok Ayu terasa bergetar-getar cukup lama dan kurasakan pahanya mau bergerak tapi terbentur tubuhku.Kudengar suara “Uhgg” tertahan sekali.Tapi aku Optimis Mbok Ayu gak bakal bangun.Dan itu benar adanya.Getaran pahanya berhenti.Mungkin tubuhnya sudah tenang ,pikirku.Wahh… benar-benar gak bisa berkata apa bagaimana nikmatnya posisi itu kurasakan,lebih dari 5 menit seperti itu.Kadang pahanya bergetar lagi sesekali.Bagian belakang Kepalaku kutempelkan didadanya.Terasa berdegup kencang jantungnya.Hah…. kuakhiri saja,karena rasa penasaranku tentang vagina wanita secara langsung sudah terisi.Aku bangkit dan melihat kearah vagina Mbok Ayu.Duh..memerah lagi,tapi kali ini lebih luas memerahnya di area vaginanya.
Mungkin memaksa menahan berat badanku,karena badanku memang tergolong besar di anak seusiaku dengan beratku 63 Kg.Biarlah..pikirku
Lalu kupakai lagi celanaku tadi tanpa baju.Ku menuju lemari pakaian Mbok Ayu.Kuambil CD yang berwarna sama dengan CD yang kugunting itu.Lalu Kakinya kuluruskan pelan-pelan dan kupakaikan CD dengan perlahan.Lebih dari 5 menit kumelakukannya karena isi mengangkat bagian pantatnya.Yosh..selesai sudah bagian bawahnya.Lalu beralih ke atas,kuturunkan BH nya perlahan hingga menutupi Payudaranya.Kuturunkan bajunya lagi.Ya..pokoknya seperti tidak terjadi apa-apa gitu.Terakhir kusingkirkan 2 bantal yang menutupi wajahnya pelan-pelan.Ya….karena kutahu efek Obatnya mungkin sudah melemah.Yosh…selesai sudah…wajahnya masih lelap dengan mulut terbuka sedikit serta iler yang sedikit mengalir dari bibirnya.
Terima Kasih Mbok Ayu…. Jasamu dalam mengajariku tentang Vagina tanpa sepengetahuanmu benar-benar memberikan pengalaman yang tak terlupakan untukku.
Lalu ku merapikan semua alat-alat yang kubawa tadi,mematikan lampu kamarnya ,menutup pintunya dan tidur ke kamarku.Keesokan harinya aku bangun jam 10 pagi.Ku melangkah keluar,kulihat Mbok Ayu mengeluarkan sepeda.
“Kemana Mbok ?”,tanyaku
“Ke warung,Gus.Beli Param**,Kepala Mbok pusing dari baru bangun tadi jam 7 ”,kata Mbok Ayu.
“Weekks..,Bliin Agus Chiki juga ya,nanti takganti uangnya”,pintaku dengan ekspresi sedikit tekejut
“Ya deh”,katanya sambil mengangguk tersenyum.
Aku Cuma melongo,biasanya Mbok Ayu bangun jam 5 pagi.Apa itu pengaruh obat tidurnya ya?,pikirku. Ah,sudahlah..yang penting tadi malem Asoyy…Lalu kutersenyum sendiri.Dan hal tersebut hanya sekali kulakukan karena kasihan dengan Mbok Ayu.6 Bulan kemudian,Mbok Ayu berenti kerja dirumahku karena disuruh menikah demi keluarganya.Sebagai salam perpisahan,Ku memeluk Mbok Ayu .Dalam Hati kubilang “ Terima Kasih,Mbok Ayu ,berkatmu aku Tahu tentang “Itu” ”.
Cerita Diperkosa Tukang Bangunan


Sampai saat ini sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya. Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin itu benar).

Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

"Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?"
"Iya nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah.
"Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya.
"Oh, silahkan..!" kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.
"Eh, ada apa Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro.
"Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya.." katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggak usah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok.."
"Jangan Pak..!" kata saya, namun pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya.

Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger.."
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.
"Wah, bagus betul ni tetek.." kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya."Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa..." kata saya.
"Tenang aja deh kamu nikmati aja..." kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya.
"Wah.., memeknya wangi loh.." katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.
"Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama... pasti nikmat... ha.. ha.. ha.."
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

"Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini.." katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.
Dan tidak lama kemudian, "Bless..!" terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

"Lihat ****** ini.. ekornya aneh.. ha... ha... ha..." kata si botak.
"Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.
Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!"

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
"Sekarang kamu maju pelan-pelan.."
Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.

TAMAT

Pemerkosaan Asti Ananta



Dingin sangat terasa malam ini, sedikit kesal karena yang di tunggu belum tampak juga. Tak terasa waktu menunjukan pukul 12 malam. Sambil mengisap sebatang rokok, ku melihat keadaan di sekeliling tempat parkir salah satu stasiun televisi. Hanya satu orang yang ku tunggu yaitu Asti Ananta. 

Ku dengar dia menjadi salah satu presenter acara, jadi ku sengaja menunggu dia pulang. Tak lama kemudian, ku lihat dia menaiki mobilnya. Tanpa di kawal oleh body guard nya. Karena body guard nya adalah salah satu teman ku juga, dan dia sudah di kasih uang untuk segera pulang. ya mungkin dia beralasan istri nya sakit atau apa lah, tak penting juga, yang penting Asti pulang sendiri malam ini. 

Tak lama Asti segera meninggalkan lapangan parkir, dan ku ikuti mobil nya, setelah lama juga akhir nya sampai juga di rumah nya. Ku memarkirkan mobil lumayan jauh dari rumah nya, supaya tidak timbul rasa curiga. Setelah Asti masuk rumah, aku mulai melihat keadaan sekeliling komplek rumah nya.

"Aman" dengan hati - hati ku mulai masuk pekarangan rumahnya, lalu ku mulai mencungkil jendela rumahnya, dengan sangat hati - hati sehingga tak mengeluarkan suara.

Tak lama pun aku sudah berada didalam sepi hanya ada Asti seorang, ku tau bahwa keluarganya sedang keluar kota dari gosip hari ini (bermanfaat juga nonton gosip), rumahnya sangat luas, berisikan peralatan - peralatan yang sangat mahal pastinya, "hmm.. dasar artis" pikirku.

Ku lihat sekeliling rumahnya,dan akhirnya kujumpai juga pintu kamarnya yang berada di tingkat dua, lalu kucungkil pintunya hati - hati sekali. "Yess bisa". Aku pun masuk kedalam kamarnya, dam ternyata Asti sedang berada di kamar mandi, "tinggal tunggu sajah" pikir ku.

Ku sembunyi di belakang gorden kamarnya,dan tak lama Asti pun keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk, mungkin habis mandi atau membersihkan make up nya. Kemudian asti pun duduk dekat meja rias,"kesempatan". Aku pun segera membungkam mulut Asti dengan saputangan yang sudah dibasahi oleh obat bius. Asti berontak hampir berteriak, tapi tak lama asti pun lemas tertidur. Segera ku bopong ke tempat tidur, ku ikat tangannya dan kaki nya sehingga kaki nya terbuka lebar. Mulutnya ku sumpal,"hm... memang cantik dan seksi" pikirku. 

Kulitnya yang putih, rambut yang panjang, serta body yang sangat seksi dengan payudara montok. Tak lama ku langsung menghampirinya, dan mulai ku cium pipinya, ku jilati bagian belakang telinganya, Asti hanya bergelinjing dan masih tidak sadar. Mulai ku ciumi bibirnya yang mungil,ku jilati lehernya, dan mulai membuka handuk yang menyelimuti tubuhnya, terlihat didepan mataku, payudara yang sangat montok di bungkus BH warna hitam berenda, dan celana dalamnya yang berwarna hitam juga. Langsung ku raba - raba payudaranya, semakin nafsu birahi ku, ku mulai meremas - remas payudaranya. 

Tiba - tiba Asti terbangun, dan berontak, matanya seakan tak percaya dirinya terikat ditempat tidurnya sendiri. "udah diam sajah, nikmati saja" kata ku dengan nada mengancam sambil memegang pisau ditangan, ku mulai meremas - remas payudaranya,Asti semakin berontak. Kemudian ku mulai meraba - raba bagian selangkangan Asti, dan mulai mengesek - gesekan jari ku. Asti semakin berontak dan kulihat dia mulai mengucurkan air mata. 

Tak peduli ku langsung memotong BH nya, dan terlihat payudara yang sangat indah, puting nya yang berwarna merah muda, Asti hanya mencoba untuk berteriak dan berontak. "Udaa percuma aja..." kata ku sambil tersenyum lebar. Lalu langsung ku jilati putingnya, Asti semakin menggeliat, tak peduli ku semaking nafsu, sambil memainkan puting nya satu lagi, tangan yang lain tidak berhenti menggesek- gesek selangkangan nya. "Wah... mulai basah nih..." kataku ke Asti sambil tersenyum. Asti mulai kelelahan dan tidak berontak lagi, lalu ku masukan tangan ku kedalan celana dalam nya, Asri kaget. "Hmm... memang basah" vagina Asti basah oleh cairannya sendiri. Lalu ku buka celana dalamnya, "Wow... vagina yang sangat indah, warnanya masih merah muda, dengan dihiasi rambut - rambut kemaluan yang tertata rapih, basah oleh cairan vagina Asti.

Kubuka sumpal mulutnya, asti sudah tampak kelelahan dan sudah tidak berteriak lagi, ku jilati vaginanya yang basah. Asti mengelinjing, matanya mulai merem melek. Sambil mendesah tak karuan, "aah... jangan... aaaah..." .

Ku masukan jariku kedalam vagina Asti, Asti kaget tapi tak berdaya dibawah ancaman ku. "sakitt... ampuuunn... apa salaaah ku... aaah... aaa...h..." sambil matanya berkaca - kaca. Terus jari ku masukan kedalam vagina Asti, tak lama tubuh Asti mengejang "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh..." asti berteriak disertai vaginanya memuntahkan cairan yang cukup banyak. Hangat dan licin, ku jilati lagi vaginanya hmmm... bau yang khas dan sangat licin, kujilati sampai habis. 

Belum puas, kumainkan klitorisnya dengan lidah,"aaaaghh... aaaaah... " Asti mulai mendesah lagi. Kumasukan jariku lagi, sambil mengocok vaginanya terus menerus, "aaaaaaaaaaaaaaahhhh...." Asti berteriak lagi sambil badannya terguncang, vaginanya mengeluarkan cairan lagi. Sambil kujilati terus vaginanya. Asti sangat terlihat lemas, ku mulai membuka celana, dan langsungku masukan kedalam vagina Asti. Asti berteriak kesakitan "aaaaaaaahhh... jangan.... saaaakit.... aaaampunnn". Aku sudah tak peduli teriakannya,langsung kugenjot vaginanya. Ugh masih sempit, hangat dan berdenyut, dibasahi cairan vagina Asti.

"Ahhhh... ah... aaah.... " Asti mendesah. Sambilku jilati dan mainkan putingnya. "Aaah... aaaah...aaaa...h" Keringat mulai membasahi tubuh Asti dan diriku. Tak lama kemudianku merasakan kesemutan dipenisku, tanda mau orgasme, semakin cepat ku genjot vagina Asti, badan Asti mulai mengejang lagi, Asti orgasme bersamaan dengan diriku. "Aaaaah... aaahhh... aaaah..." nikmat sekali. 

Kutinggalkan Asti terkulai lemas diranjangnya yang basah oleh cairan vaginanya, dengan ku ancam akan kusebarkan video Asti jika Asti melapor kepolisi. Dengan perasaan senang ku tinggalkan rumah Asti.

Oh... Asti Ananta, pasti aku akan kembali lagi...

Cerita Sex Okky Setiana Dewi XXX

325579_10151090499798717_1719357947_o
Okky Setiana Dewi XXX
Di belakang sebuah van, kulihat seorang gadis sedang diancam oleh seorang pemuda. Pemuda yang tadi. Dan gadis itu adalah... Oky Setiana Dewi. Ya Tuhan, tidak mungkin. Aku menatap tak percaya. Tapi memang benar, gadis disana itu adalah Oky Setiana Dewi, salah satu bintang utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih.
Dari tempatku mengintip, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun aku bisa menebak kalau si pemuda sedang mengancam Oky, ia mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto dan menunjukkan pada Oky.
Oky melihatnya dan langsung terkesiap. Seperti tidak menyangka kalau akan melihat gambar-gambar itu. Tidak bisa kulihat foto apa itu, namun bisa kutebak kalau itu adalah foto-foto pribadi yang tidak seharusnya muncul ke publik.
Aku berjalan mendekat, ingin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Kini jarakku hanya dua mobil dari mereka.
”Pram, apa-apaan ini?! Darimana barang ini kau dapatkan?” tanya Oky dengan suara tegang.
”Itu tidak penting.” jawab pemuda yang ternyata bernama Pram.
”Jangan kurang ajar ya, cepat serahkan padaku!” kata Oky ketus, jilbab lebarnya yang sebatas perut tampak melambai-lambai karena tertiup angin.
”Eh, tidak semudah itu. Ada syaratnya,” jawab Pram kalem, tahu kalau ia memegang kendali permainan ini.
”Kamu mau uang? Sebutkan berapa, aku bayar sekarang!” tantang Oky tak sabar.
”Oo... nggak, nggak. Aku tidak serendah itu. Uang tidak aku butuhkan, aku cuma minta...” Pram tidak meneruskan perkataannya.
”Apa, cepat katakan!” kata Oky dengan ketus. Meski berusaha untuk tegar, namun perasan aneh mulai menjalari tubuh sintalnya disertai dengan keringat dingin yang mulai mengucur deras. Dalam hati ia sudah bisa menebak apa yang diinginkan oleh Pram.
Pram maju selangkah dan tiba-tiba tangannya bergerak meremas payudara bulat milik Oky.
"Hei! Jangan kurang ajar ya!" bentak Oky sambil langsung menepis tangan itu dan mendorong tubuh Pram menjauh. "Bangsat... berani sekali kamu!!" Oky menghardik dengan marah.
Pram tersenyum dan melambai-lambaikan setumpuk foto yang ada di tangannya. "Ayolah, aku tahu kamu bisa berpikir jernih. Coba bayangkan, gimana kalo foto-foto ini tersebar ke media. Gimana nanti tanggapan orang tentang kamu?!" kata Pram disusul gelak tawanya yang menjengkelkan.
Oky tertegun, pikirannya kalut. Tiada pilihan baginya selain mengikuti kemauan Pram. Kalau foto-foto itu sampai tersebar, imej-nya sebagai artis anggun yang berjilbab pasti akan hancur. Bahkan bisa-bisa karirnya tamat gara-gara masalah ini.
Pram kembali mendekatinya dan meraba pundaknya, "Gimana? Aku yakin kamu bisa memilih mana yang terbaik." katanya sambil membelai lembut jilbab Oky yang melambai.
Kulihat Oky tampak masih berpikir-pikir. Namun setelah beberapa saat, ia akhirnya mengangguk meski masih dengan berat hati. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Pram menyeringai penuh kemenangan.
"Hahaha... kamu memang pintar!" kata Pram dan tanpa sungkan-sungkan lagi langsung memeluk tubuh sintal Oky. Tangannya dengan gesit menggerayang untuk meremas-remas payudara Oky dari luar baju kurungnya. Tak cuma itu, Pram juga mulai menciumi Oky, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulut gadis cantik itu.
Oky tampak geli, jijik dan juga nikmat saat menerimanya. Semuanya bercampur menjadi satu bersamaan dengan gejolak birahi yang entah berasal dari mana tiba-tiba saja mulai naik menyelubungi tubuh sintalnya.
Pram kini semakin berani dengan menyusupkan salah satu tangannya ke balik kaos lengan panjang yang dipakai oleh Oky. Tangan itu terus bergerak hingga sampai di atas gundukan payudara Oky. Pram berhenti disana dan mulai meremas-remasnya sebentar sebelum ia kembali menyusupkan tangan ke balik beha mungil Oky.
Tampak nafas Oky jadi semakin memburu ketika tangan Pram dengan begitu kasarnya mulai menggerayangi buah dadanya. Ditambah jari-jari Pram yang turut mempermainkan putingnya, maka makin lengkaplah penderitaan yang ia terima. Di atas, Pram juga terus aktif mempermainkan lidahnya, melumat habis bibir tipis Oky hingga air liurnya menetes-netes di pinggiran mulut.
”Ahh... j-jangan!” Oky melenguh, namun sama sekali tidak bisa menolak. Kini Pram sudah membuka resleting rok panjangnya sambil meraba-raba kulit pahanya yang putih jenjang. Satu-persatu kancing baju Oky juga dipreteli oleh laki-laki itu hingga nampaklah BH Oky yang berwarna merah muda, juga belahan dada dan perut Oky yang nampak mulus dan rata.
Melihat semua itu, Pram terlihat semakin bernafsu. Dengan kasar ia menarik turun BH Oky hingga menyembullah payudara Oky yang montok dengan sepasang puting merah tua yang sangat mengggiurkan.
”Wow, ternyata lebih indah dari yang di foto!” kata Pram suka. Dibentangkannya lebar-lebar kedua kaki Oky, tangannya yang semula mengelus-elus paha Oky, kini mulai merambat naik ke selangkangan. Jari-jari besarnya dengan nakal menyelinap ke pinggiran celana dalam Oky dan mengelus lembut disana.
Oky terlihat muak dengan semua yang diterimanya, namun terlihat tidak berdaya untuk melawan. Matanya terpejam sementara dari mulutnya keluar desahan pasrah untuk yang terakhir kali, "Eeemhh... uhh... s-sudah... jangan... tolong hentikan... aku mohon!"
Namun Pram sama sekali tidak menghiraukan, dia malah merapatkan tubuh Oky pada bagian belakang mobil van. Yang tidak diketahui oleh Oky adalah, Pram ternyata pintar membangkitkan nafsunya. Sapuan-sapuan lidah pemuda itu pada putingnya perlahan namun pasti mulai membuat Oky gelagapan. Yang terutama terlihat adalah puting Oky yang sekarang tampak semakin mengeras saja.
Tangan Pram juga mulai menyelinap ke balik celana dalam Oky untuk mengusap-usap permukaan kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus lebat menggiurkan. Dari tempatku berdiri bisa kulihat betapa rimbun rambut keriting itu.
"Sshh... eemhh..." Oky mulai meracau saat jari-jari tangan Pram perlahan memasuki lubang vaginanya dan memainkan klistorisnya, sementara mulut pemuda itu tiada henti-henti mencumbu bulatan payudaranya. Mau atau tidak, diperlakukan terus seperti itu membuat Oky mulai terbawa nikmat.
"Hehehe... kamu mulai terangsang ya?" ejek Pram dekat telinga Oky.
Sebelum Oky sempat untuk menjawab, tiba-tiba saja Pram dengan kasar menarik lepas celana dalamnya sehingga yang tersisa di tubuh Oky sekarang hanya baju lengan panjang dan jilbab lebar yang masih menutupi kepala dan rambutnya. Sedangkan BH-nya sudah terangkat, memperlihatkan sepasang payudara milik Oky yang begitu putih dan mulus.
Pram menunduk, dibentangkannya kedua paha Oky di depan wajahnya. Tanpa aba-aba, ia kemudian membenamkan wajah pada selangkangan Oky. Dengan penuh nafsu ia melahap dan menyedot-nyedot vagina Oky hingga menjadi begitu basah. Lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitoris gadis itu. Sesekali Pram juga mengorek-ngorek lubang kemaluan dan anus Oky. Perlakuannya itu membuat tubuh Oky menggelinjang-gelinjang dengan diiringi oleh desahan nikmat.
Tidak lama Pram melakukannya. Saat dirasa vagina sempit Oky sudah mulai basah, iapun berhenti. Ditariknya dua jari tangan yang sedari tadi mengorek-ngorek liang senggama dan diberikannya pada Oky, disuruhnya gadis itu untuk membersihkannya. Meski jijik, dengan terpaksa Oky melakukannya. Dijilatinya jari-jari Pram yang penuh belepotan oleh cairan cintanya.
"Nah, sekarang giliran kamu untuk merasakan kontolku!" kata Pram sambil mendorong tubuh Oky hingga jatuh ke lantai parkiran yang dingin. Disana, Oky meringkuk tanpa daya, berusaha untuk menutupi tubuhnya yang terbuka disana-sini. Sambil menyeringai, Pram mulai melepaskan celana. Dalam waktu singkat, tampaklah oleh Oky kemaluan Pram yang sudah menegang sedari tadi. Ukurannya lumayan besar juga, dengan dihiasi bulu-bulu keriting yang mencuat tak beraturan disana-sini.
Pram kemudian maju ke wajah Oky dan menyodorkan penisnya. Oky tanpa perlu disuruh dua kali segera mengocok dan mengemut penis itu. Pada awalnya ia terlihat hampir muntah, namun Pram dengan gesit menahan kepala Oky hingga gadis itu tidak dapat melepaskan kulumannya.
"Yah gitu... hisap yang kuat, jangan cuma dimasukin mulut aja!" dengus Pram sambil terus memaju-mundurkan penisnya di mulut Oky.
Aku yang melihat dari jauh jadi ikut terangsang juga. Kubayangkan seandainya penisku yang sedang dihisap oleh Oky disana, uh betapa nikmatnya. Sambil terus menonton, kukeluarkan penisku dari sela-sela restleting dan mulai mengocoknya pelan. Aku onani!
Selama 5 menit Oky mengkaraoke Pram sebelum pemuda itu mengakhirinya dengan menarik kepala Oky menjauh. Setelah itu dibaringkannya tubuh Oky di lantai dan membuka lebar-lebar kedua paha gadis itu. Pram lalu berlutut di antaranya. Oky terlihat memejamkan mata, tak sanggup menerima pemerkosaan atas dirinya.
Sleebb...!!! Dengan lancar penis Pram meluncur masuk sampai tembus menyentuh rahim Oky. Aku heran juga, apa Oky sudah tidak perawan? Yah, sepertinya begitu. Karena meski menangis, Oky tidak terlihat kesakitan, ia hanya merasa dilecehkan karena sudah diperkosa oleh Pram di lahan parkir mall. Oky bahkan mengerang setiap kali Pram menyodokkan penisnya, ia terlihat mulai bisa menikmatinya. Perawan ataupun tidak, aku suka melihat persetubuhan ini. Bayangkan, seorang Oky Setiana Dewi diperkosa tepat di depan matamu. Sungguh sangat beruntung sekali bukan? Siapa tahu aku bisa mengambil manfaat dari peristiwa ini. Ah, mudah-mudahan saja.
Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan terus terjadi. Begitu membuai dan sangat nikmat. Sambil menyetubuhi, bibir Pram tak henti-henti melumat mulut dan payudara Oky, tangannya pun selalu meremas payudara dan pantat Oky yang putih mulus. Oky hanya pasrah saja menerima semua perlakuan itu. Bahkan saat Pram menaikkan tubuhnya ke pangkuan, ia hanya diam saja.
Pram kembali menggerakkan tubuh Oky naik turun. Ia melakukan itu sambil menyusu pada payudara Oky yang tepat berada di depan wajahnya. Ia kulum dan hisap puting Oky ke dalam mulutnya seperti bayi yang sedang menetek.
Puas di posisi itu, Pram kemudian membalik badan Oky hingga sekarang menungging. Disetubuhinya Oky dari arah belakang sambil tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuh Oky yang putih mulus. Dari tempatku mengintip, harus kuakui kalau Pram sungguh-sungguh hebat. Aku yang cuma onani sambil melihat saja sudah ejakulasi, sedangkan dia yang beneran main bisa bertahan begitu lama.
Setelah lebih dari setengah jam, barulah Pram mulai melenguh panjang. Sodokannya terlihat semakin kencang sambil kedua payudara Oky diremas-remasnya brutal. Ia terus melakukannya sampai maninya menyempot dengan deras mengisi liang rahim Oky tak lama kemudian.
Oky menjerit keras saat menerimanya, namun ia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah kehabisan tenaga, jadi dibiarkannya saja mani Pram belepotan di sekujur tubuhnya.
Sebagai hidangan penutup, Pram menempelkan penisnya pada bibir Oky dan menyuruh gadis itu untuk membersihkannya. Oky tanpa bisa melawan segera menjilatinya sampai bersih. Setelah tidak ada lagi ceceran sperma yang ada disana, Pram baru mencabut penisnya dari mulut Oky.
"Aku sudah memenuhi keinginanmu, jadi serahkan foto-foto itu sekarang!" kata Oky tak sabar.
"Tenang, Sayang. Nih ambil," jawab Pram sambil melemparkan tumpukan foto di tangannya ke muka Oky.
Oky lekas mengumpulkan dan mengamatinya. Saat tahu ada yang kurang, ia segera berteriak. "Klisenya! Mana klisenya?!" bentaknya.
"Jangan marah-marah gitu dong, klisenya aman bersamaku. Kamu bisa mengambilnya besok pagi di rumahku." kata Pram sambil memutar tubuhnya, bersiap meninggalkan Oky yang masih terpuruk kelelahan.
Tidak terima dengan kelakuan laki-laki itu, Oky pun lekas bangkit dan memburunya, ia mengejar Pram. Namun baru satu langkah, Pram tiba-tiba berbalik dan Jreb! Ia menghujamkan pisau tepat ke dada Oky. Gadis itupun langsung roboh tanpa sempat berteriak.
Aku yang panik, tanpa pikir panjang segera menghambur keluar. Sementara Pram berlari menjauh, kutarik pisau yang menancap di dada Oky dengan tanganku. Memang aku sempat terpesona oleh tubuh mulus Oky yang masih terbuka disana-sini, namun melihatnya yang sekarat menyabung nyawa, lekas kusingkirkan jauh-jauh pikiran mesum itu.
Aku sudah akan menelepon polisi saat tiba-tiba suara Pram mengejutkanku dari arah belakang. “Hei, Bung... jangan suka mencampuri urusan orang!”
Belum sempat aku berkata apa-apa, apalagi berbalik untuk menghadapinya, kurasakan sebuah benda tumpul menghantam tengkorak kepalaku.
Cerita Sex: Siti Maemunah – Namaku Siti Maemunah,panggil aja aku Mae, aku dibesarkan dari keluarga muslim yang teramat taat, dari kecil aku sudah diwajibkan pakai baju kurung dan berjilbab sampai aku SMA dan sebuah ledakan besar terjadi dalam hidupku saat aku SMA, aku lebih mengenal diriku karena saat itu pertama kali aku merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh lelaki dari adik papaku.

Dan mulai saat itu aku paling doyan mencari pengalaman dengan beberapa lelaki Cuma untuk mengetahui rasa dari tiap kontol yang diberikan mereka pada tubuhku. Mungkin lingkungan yang kolot membuatku menjadi selalu ingin tau dan bagiku itu merupakan sebuah perjalanan hidup yang sangat menyenangkan yang tidak kudapatkan dari dunia kekolotan karena hidupku menjadi lebih berwarna.

Setelah lepas SMA, aku kuliah di sebuah perguruan tinggi islam di Jogjakarta dan di sini aku dikontrakkan sebuah rumah kecil oleh keluargaku karena pikir mereka kost-kostan nggak aman buatku tapi di kota inilah aku bener-bener menjalani pengalaman yang sangat membuatku lebih hidup. Atas perintah keluargaku yang kolot dan demi menjaga nama baikku sebagai muslimah di kampung ini aku kadang ikut pengajian bersama ibu-ibu dan teman-temanku sesama jilbaber yang lainnya.

Di sini ada seorang Uztad yang lumayan sudah berumur dan sering memberi pengajian kepada masyarakat di kampung ini. Namanya Pak Haji Mahmud Fathoni, orang-orang sering memanggilnya Uztad Mahmud, perawakannya mirip orang Arab, tinggi besar dengan usia sudah 50 th-an, kata ibu-ibu sini sih dulu ibunya diperkosa orang Arab saat ikut kerja di sebua toko kain di Jogja.

Dalam memberikan pengajian terkadang dia dibantu oleh seorang tenaga yang terhitung masih saudaranya yaitu Pak Muh Ismatullah, sebut saja Pak Is, tidak jauh beda umurnya dengan Uztad Mahmud tapi orangnya lebih gempal. Walaupun bisa ngasih ceramah macam-macam tapi aku tidak terlalu mempedulikannya, toh sama-sama manusia yang belum pernah pulang pergi Neraka-Jogja PP kan? Lagian seringkali aku ketahui mereka mencuri lihat atau menatapi tubuhku saat pengajian karena kadang aku memakai kemeja yang agak lumayan ketat sehingga tetekku lebih tercetak.

Ahh.. namanya juga lelaki, semua sama saja kecuali gantungan selangkangannya yang beda-beda,ha..ha.. Suatu ketika pengajian di adakan di rumahku, setelah selesai aku merapikan gelas-gelas teh di dapur, ibu-ibu dan Uztad Mahmud sudah pada pulang tinggal Pak Ismatullah yang membantu aku merapikan sofa ruang tamuku tapi tiba-tiba aku dikejutkan dengan kehadiran Pak Ismatullah yang menatapku dengan jelalatan.

“Oo Pak Is…. kaget saya melihat bapak tiba-tiba sudah ada disini.” Aku berusaha bersikap sopan padanya.

“Maaf mbak kalau saya ternyata mengagetkan …..”. Dia menjawab tapi tatapan matanya tidak berhenti menatap tetekku. Saat itu aku memang masih memakai kemeja lengan panjang yang lumayan agak ketat di bagian dada karena sebelum pengajian tadi aku baru saja pulang dari Kaliurang bersama teman lelakiku, lalu aku pura-pura menyibukkan diri mencuci gelas-gelas kotor. Pak Is ternyata masih diam saja di dapur menatap bagian belakang tubuhku.

“Apakah ada yang kurang Pak Is ?” Akhirnya aku bertanya setelah sekian lama mendiamkannya.

“Mbak sangat cantik sekali…..dan seksi” Pak Is menjawab. Aku terkejut dengan jawabannya itu. Jantungku berpacu semakin cepat, aku mulai merinding. Aneh ku rasakan, aku merasa nggak begitu ngeh dengannya padahal aku orang yang doyan banget dengan kontol-kontol asing.

“Jangan-jangan….ah, tidak mungkin…. Semoga dia cuma berkata sebenarnya, hanya caranya mengungkapkan seperti orang yang ingin memperkosaku bulat-bulat. Tanpa basa-basi.” Aku berusaha menenangkan degup jantungku.

“Terimakasih…..” aku menjawab dengan sedikit gemetar.

“Sebenarnya Mbak sangat menggairahkan, setiap kali saya di dekat Mbak pasti zakar saya terbangun. Saya masih yakin dapat memuaskan Mbak.” Pak Is berkata tanpa basa-basi. Deg…. Dugaanku ternyata benar, aku takut sekaligus marah dengan Pak Is karena caranya yang kurang sopan, mungkin akan berbeda jika ia mau lebih halus tapi sudah kepalang tanggung. Aku menghadapnya dengan mengacungkan pisau dapur yang berada tak jauh dariku.

“Hei Pak Is, jangan kurang ajar terhadapku. Ingat aku adalah anak didikmu. Aku bisa melaporkanmu ke Uztad Mahmud karena kelakuanmu yang tidak sopan terhadapku” Aku membentak tanpa menghiraukan usianya yang lebih tua dariku. Tanpa-diduga-duga dia memelintir tanganku yang memegang pisau sehingga pisau itu terlempar. Aku mengaduh kesakitan. Tapi tangan kirinya telah memelukku dengan erat. Aku tidak bisa bergerak sama sekali, karena himpitan tenaganya yang kuat.

“Kamu kira aku bisa ditakuti dengan mainan seperti itu…. hah.” Dia sekarang menelikung tanganku dan mendekapkan badanku ke badannya. Aku gemetar dan tidak terpikir untuk berteriak saking gugupnya. “Aku memang mengincarmu dari dulu, karena itu setiap kamu datang ke pengajian aku pasti selalu berusaha memperhatikanmu, lekuk tubuhmu begitu sintal menggoda. Jika kamu berusaha menolak, aku tidak segan-segan mencelakaimu.” Pak Is mengancamku. Aku mulai ketakutan dan kaget karena ternyata Pak Is yang selalu diam dan sopan bisa berkata kasar seperti itu. Ohh..apakah tubuhku sudah membuatnya begitu bernafsu.

“Aku akan melepaskan pelukanku kalau kau mengerti kondisimu saat ini.” Pak Is meneruskan. Aku hanya diam mengangguk. Dia menyeringai dan melepaskan pelukannya. Aku langsung terduduk di lantai dan menangis karena cemas terhadap tubuhku, takut jika Pak Is adalah orang yang suka bersetubuh dengan kekerasan semacam bondage, ngeri membayangkannya. Pak Is tertawa penuh kemenangan. Sedangkan hatiku sangat kalut. Pak Is bisa melakukan apa saja terhadapku. Kalau aku melaporkan dia pada Uztad Mahmud atau warga kampung, juga tidak akan dipercaya karena dia juga menjadi salah satu orang yang disegani di kampung ini.

“Kamu tidak perlu menangis… karena aku akan memberikan kepuasan batin yang tak terhingga kepadamu. Aku tahu kamu sering tidur dengan lelaki kan?bahkan aku tahu kalau kamu sering memasukkan lelaki ke rumahmu ini, apa kamu ingin keluargamu dan warga di sini mendengarnya….?” Pak Is berkata dengan tenangnya. Deg… jantungku seolah-olah berhenti mendengar perkataannya tadi, memang aku sangat doyan dengan kontol lelaki tapi tidak begini caranya. “Asal kau menuruti kemauanku, jilbab sholekahmu tidak akan terlepas kemana-mana..” Ancamnya, aku menjadi muak oleh lelaki yang bersikap kasar begini kepada wanita. Sambil duduk Pak Is membuka resluiting celananya. Kemaluannya tampak telah membesar dan kini tepat mengarah di depan wajahku. Akupun kembali membuang muka sambil memejamkan mata. Pak Is mulai memaksa untuk mengoral batang kejantanannya. Tangannya yang keras segera meraih kepalaku yang berjilbab dan wajahku ke depan kontolnya. Setelah itu kemudian Pak Is memaksakan kontolnya masuk ke dalam mulutku hingga sampai pangkalnya dan sepasang buah kontol bergelantungan di depan bibirku.

Dengan agak terpaksa aku membuka mulutku dan mulai menciumi kontol Pak Is, sebenarnya ukuran kontol Pak Is hampir sama dengan milik teman lelaki yang lain, standarlah tetapi punya Pak Is sedikit lebih panjang dan agak membesar di bagian kepalanya. Akhirnya perlahan aku mulai menjilati dan mengulum kontol itu. “Ohhhh…. Nikmat sekali sayaang…, kau memang pintar” Pak Is mengerang sambil meremas rambut di kepalaku yang masih terbungkus oleh jilbab lalu ia mendorong dan menarik kontolnya di mulutku. Aku gelagapan karena mulutku kini disumpal oleh kontol Pak Is yang lumayan panjang itu. Pak Is mulai mengocokkan batang kontolnya dimulutku yang megap-megap karena kekurangan udara. Dipompanya kontolnya keluar masuk dengan cepat hingga buah penisnya terasa memukul-mukul daguku. Bunyi berkecipak karena gesekan bibirku dan batang kontol yang sedang dikulum tidak dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Pak Is makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajahku. Batang kontolnya juga semakin cepat keluar masuk di mulutku, dan sesekali membuatku tersedak dan ingin muntah. Lama sekali rasanya batang kontol Pak Is kukulum dan membuatku makin lemas dan pucat.

Akhirnya tubuh Pak Is pun mengejan kuat dan Pak Is menumpahkan spermanya di wajahku sambil meremas dan mengocoknya sendiri sehingga membasahi wajah dan jilbabku, kemudian dilesakkanlah kontolnya yang masih mengeluarkan sperma itu di rongga mulutku. Hal ini membuatku tersentak dan kaget, ingin memuntahkannya keluar namun pegangan dan remasan tangan Pak Is di kepalaku yang berjilbab sangat keras sekali, sehingga dengan terpaksa aku menelan sebagian besar sperma itu.

“Aaaahhhhhh..,” Pak Is pun mendesah. “Akhirnya aku bisa menikmati mulutmu yang indah sayang……..” Gumamnya sambil tetap membenamkan kontolnya di mulutku untuk kuhisapi. “Ayo ikut aku…..” Pak Is kemudian menarik tanganku dengan kasar. Dengan setengah menyeretku dia membawaku ke kamar tidurku. Didorongnya tubuhku ke atas ranjangku yang empuk. “Hmm. Kamar yang bagus dan wangi…. Cocok untuk kita saling melepas hasrat yang sangat nikmat.” Pak Is mengagumi kamar tidurku yang bersih dan sejuk. Aku tetap berbaring telungkup. Sia-sia saja aku walaupun berontak bahkan mungkin dia bisa menjadi lebih parah, aku masih cemas dengan tubuhku karena teringat pernah melihat gadis-gadis di bondage di Blue Film membuat aku jengah. Kalau saja Pak Is bisa bersikap halus sedikit, aku pasti merontokkan kontolnya dengan goyanganku, batinku. Aku sebenarnya mau saja dientotin kontolnya tapi caranya membuat aku muntah.

“Hei… jangan diam saja. Bangun sini.” Pak Is membentakku. Aku lalu bangun mendekatinya. Dia menyeringai dan berkata. “Lepaskan seluruh pakaianmu dan menarilah.”

“Gila… apakah aku disuruh berstriptease dihadapannya atau menari gambus dengan tubuh telanjang dan masih berjilbab…” Aku semakin gemetar penasaran…. Perlahan-lahan aku mulai melepaskan pakaian yang kupakai. Kubuka kancing kemeja panjangku satu persatu dengan tangan gemetar. Nafas Pak Is nampak sedikit tertahan tegang ketika aku membuka bra warna krem yang kupakai. Aku menggoyang-goyangkan pantatku perlahan-lahan sambil membuka celana dalam yang merupakan bagian terakhir perlengkapan pakaianku.

Aku akan membuka jilbab yang aku pakai karena tadi sudah kena spermanya ketika dihentikan oleh Pak Is, “Jangan dibuka jilbabmu, kamu lebih merangsang kalau begitu dan aku sangat bernafsu jika bisa meniduri wanita-wanita muslimah”. Aku menutupi tetekku dan bagian kewanitaanku dengan kedua belah tanganku sebisa mungkin. Hatiku semakin tidak karuan, antara takut dikasari dan pingin merasakan kontolnya yang lumayan panjang itu menerobos masuk liang kenikmatanku. Mata Pak Is semakin beringas “Beruntung sekali aku mendapatkanmu……. Tubuhmu yang putih mulus dan kencang sungguh luar biasa indahnya. Mari sini sayang.” Pak Is menarik tanganku dan membaringkanku telentang. Dia dengan tergesa-gesa melepaskan pakaiannya. Badannya yang hitam menandakan dia terbiasa bekerja di bawah terik matahari. Kepalaku terasa berkunang-kunang, rasanya aku hampir tidak sanggup menahan peristiwa ini. Pak Is perlahan-lahan mendekati aku yang tergolek lemas ditempat tidurku. Diambang kesadaran kurasakan sesuatu yang basah merayap menelusuri kakiku dan terus beranjak naik menuju pahaku, tanganku berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang menelusuri kaki dan pahaku.

Aku tersentak kaget ketika kudapati ternyata lidah Pak Is menempel di belahan pahaku. “Tenanglah…. dinikmati saja….”, aku menggelinjang dengan lemas, akan tetapi terasa dorongan hasrat menjalari seluruh tubuhku. “Aakkkhhhhh…..Ohhh…..mmmhhhh….” gumamku lirih. Ternyata Pak Is memperlakukan memekku dengan sangat halus tapi belum tentu juga kalau ternyata dia bermain dengan kasar, akan tetapi… Oohhh…nikmat sekali rasanya lidah orang ini. Tubuhku mengejang, lama lidah Pak Is bermain dengan memekku dan sesekali ia menyentuh dan menggigit clitorisku yang mulai mengembang dan mengeras. Cairan memekku mulai keluar meleleh berbaur dengan air liur Pak Is yang masih saja menusukan lidahnya ke memekku.

Tiba-tiba tubuhku kembali menegang, dan kurasakan sesuatu menjalar diseluruh tubuhku dan seakan berkumpul dirahimku lalu.. “Oookkhhhh…..hhaagghh…hhaahhhhh….. Aaakkkhh….” erangan panjang dari mulutku mengiringi semprotan cairan hangat yang keluar dari dalam liang memekku dan membasahi mulut Pak Is. Ohh… aku orgasme dengan orang yang mengajariku tentang ajaran agama, tapi rasanya nikmat sekali orgasmeku dari Pak Is ini dan aku selalu menginginkan lebih dari itu. Kini tubuhku benar-benar lemas sambil kedua pahaku tetap menghimpit kepala Pak Is dengan nafas yang terengah-engah. Perlahan Pak Is melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan merayap keatas tubuhku yang masih belum bisa membuka mataku.

“Apa kubilang.. nikmat kan?” Pak Is berbisik ditelingaku. “Mbak tahu kalau saya sudah jatuh body saat pertama melihat Mbak, jadi nikmati saja tanda cinta dari bagian tubuh saya” gumamnya lagi

”Mmmmhhhhh….sssshhhhhh…..” aku masih meracau menikmati arus kenikmatan yang masih mengalir di jiwaku. Dengan lembut ia mencium keningku, hidungku, pipiku dan sambil menghembuskan nafasnya ia menyibak jilbab di kepalaku lalu mencium belakang telingaku, membuat gairah dalam tubuhku kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibir Mbak indah..” itu yang terdengar sebelum ia melumat kedua belah bibir sensualku, aku berusaha menghindar tapi nikmat sekali rasanya. Perlahan aku mulai membalas dengan membuka bibirku membiarkan lidah Pak Is menyeruak masuk kedalam mulutku. Ia melepaskan ciumannya lalu bergerak menelusuri leherku dan menggigit puting tetekku. “Tetek Mbak sungguh menggairahkan.. kencang sekali sayang..” Ia mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dadaku. aku menggelinjang dan hasratku menjadi lebih berkobar, akhirnya kudekap tubuh yang menindih diatasku, Oohhh.. ternyata ia sudah telanjang bulat, kurasakan belahan pantatnya di kedua tanganku. Lama ia menelusuri dan meremas-remas tetekku lalu memilin-mulin puting tetekku dengan bibirnya.

“Aaaawwww…..sssshhhhhhhhh…..” desahku nikmat. Kemudian Pak Is bergerak berusaha membuka kakiku dan menempatkan tubuhnya diantara kedua kakiku. Dengan reflek kedua tanganku bergerak menutupi selangkanganku, tapi kembali tangan Pak Is menarik kedua tangan ku dan membawanya ke atas kepalaku yang jilbabnya sudah mulai kedodoran. Langsung saja ia menyapu kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu dengan lidahnya, kembali tubuhku menghentak dan menggeliat merasakan sensasi kenikmatan sebagai akibat sapuan lidahnya yang basah itu. “Oookkkhhhhhh….hhhhh…” tubuhku bergetar, sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatanku, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkanganku. Aku mendongak, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan yang tiada taranya

“Mmmmmhhhh….sssshhhhh…” dan diakhiri dengan satu sodokan kuat akhirnya amblaslah seluruh kontol Pak Is kedalam liang memekku. Tubuhku terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimku, hilanglah sudah pertahanan terakhirku. Tanganku mencengkram erat tubuh Pak Is dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya. Lalu Pak Is mulai menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi liang memekku.

“Okkhhhh…..Mbak……. nikmat sekali.. Kamu… kamu…. begitu rapat…” Pak Is terus mengocok memekku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa gundah dipikiranku takut jikalau Pak Is bermain kasar dengan tubuhku, terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau mengeluarkan desahan dan lenguhan.

“Aakhhh….. Paakkk…Iiiss…ssshhhh…. Aduuh…. oohhhhh..akkhh….” lama Pak Is memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuh Pak Is aku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme untuk yang kedua dari Pak Is.

“ Aaaaarrrrggghhhhhhh…..ooohhhh…..mmppphhhhh….. ssshhhh ….hhaahhh…haaahh…..hahhh….ssseerrrrr….sseeerr….”. Untuk beberapa saat Pak Is menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sambil kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Pak Is. Tak berapa lama kemudian Pak Is mencabut kontolnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku. “Ohhhh….” ada sesuatu yang hilang rasanya dari tubuhku.

Perlahan ia bergerak menyamping dan membalikan tubuhku, kali ini aku pasrah dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Kembali ia menaiki tubuhku, kali ini dari belakang dan mulai menusuk-nusukan kontolnya ke pantatku. Akupun menyambut sodokan benda tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku dan mengangkat pantat sekallku, cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya kontol Pak Is melalui jalan belakang dan kembali menancap di memekku. Ia bergerak sambil kedua tangannya meremas kedua buah tetekku yang sudah menegang dari belakang dan menggenjotkan pantatnya dengan kuat menghantam liang memekku Gesekan demi gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang memekku, tanganku mencengkeram erat seprei tempat tidurku yang acak-acakan.

“Oouugghhh…. Mbak….Nikmat sekali…… Oookkhhhhh….” Pak Is benar-benar hebat, ia bisa bertahan lama menggauliku dengan berbagai posisi, sedangkan akupun semakin gila saja meladeni nafsu Pak Is.

Untuk ketiga kalinya aku mencapai klimaks sedangkan Pak Is mesih saja berpacu diatas tubuhku. Tubuhku melengkung dan kepala berjilbabku terdongak ke belakang, semua sendi tubuhku menegang kencang saat beberapa cairan kenikmatanku meledak di dalam rahimku dan Pak Is dengan teratur masih menyodokkan kontolnya dengan teratur, “Hhaaahhhh….aaahhhhhhh….oouuucchhhh…..aakhh..aakkhh…. akkhh….ssseerrr…sseerrrrr….hhhhhhhh…..”.

Sekarang posisi tubuhku duduk dipangkuan laki-laki ini sambil mendekap dengan kepala mendongak kebelakang, leluasa ia mencumbu leherku yang mulai sudah basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuhku apalagi aku masih mengenakan jilbabku, semakin gerah rasanya. Seakan tak pernah puas terus saja ia mengulum dan menjilati kedua tetekku, digigitnya kedua puting tetekku dengan giginya bergantian. Kurasakan kontol Pak Is menghujam telak keliang memekku yang mendudukinya. Sodokan demi sodokan kontolnya yang semakin gencar kurasakan menggesek kulit memekku sebelah dalam.

Erangan, desahan dan cengkraman menghiasi gerakannya. Kali ini aku tak mempedulikan lagi siapa laki-laki yang menyetubuhiku, yang jelas aku ingin terpuaskan dan lelaki pengajar agama ini mampu membuatku melayang. Lama posisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Is semakin gencar menyodok memekku, gerakannya semakin cepat. Pak Is menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku. Ccrroottt….crrooottt….crrroott….

“Aaaahhhhh……aaakkkkhhhhh….Okkhhhhh…..Uuuggghhhhh….aakhh…aakkhh…” Pak Is mengerang panjang sambil menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram dan kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya dan akupun melepaskan sisa orgasme yang masih tersisa ditubuhku.

“Oouugghhhh…… ookkhhh….oohhh…ooohhh….hhhhhh…..” Untuk orgasme yang terakhir ini kami berlangsung hampir bersamaan, akhirnya dengan terkulai lemah tubuh Pak Is roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa kenikmatan itu dan akhirnya Pak Is mulai beringsut menjauh dari tubuhku.

“Terima kasih Mbak Mae….” setengah sadar dan tidak kudengar Pak Is membisikan kata-kata itu sambil mengecup keningku. Lalu ia berdiri mematung di samping tempat tidur. Aku tidak tahu kapan ia pergi karena setelah itu aku tertidur karena lelah dan kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan keadaan kamar tidurku yang acak-acakan.

Pagi hari aku baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa hancur dan lelah bukan kepalang. Kulihat keadaan diriku terasa sisa sperma yang mulai lengket membanjir di selangkanganku. kulihat banyak sekali cairan sperma Pak Is keluar meleleh dari dalam memekku bercampur dengan cairan rahimku dan membasahi seprei tempat tidur. Setengah merangkak aku menuju kamar mandi membersihkan tubuhku dari bekas keringat dan sperma, guyuran air membuat tubuhku sedikit lebih segar walaupun rasa capek itu masih terasa ditubuhku. Kulihat memekku memerah dan bekas cupangan nampak di kedua buah tetekku, lama aku berada di kamar mandi menunggu cairan sperma Pak Is keluar semua meninggalkan liang rahimku. Selesai mandi cepat-cepat kubereskan tempat tidurku dan mengganti seprei serta sarung bantal guling dengan yang masih baru..

Aku masih termenung memikirkan kejadian tadi malam karena seorang pengajar agama pun mampu membuatku mendesah-desah kenikmatan dan ternyata akupun menikmati permainannya yang sangat nikmat. Aku bisa mencapai orgasme sampai empat kali, kuakui hebat sekali permainan Pak Is.

Pada malam hari yang sama pintu rumahku diketuk seseorang. Kupikir temanku biasanya jam makan malam begini suka nebeng makan, aku buru-buru membukakan pintu. Betapa terkejutnya aku melihat Pak Is datang bersama dengan Uztad Mahmud. Mampus, pasti Pak Is tetap mengadu kepada Uztad Mahmud tentang kebiasaanku ngenyotin kontol-kontol lelaki, kurang ajar batinku.

“Selamat malam Mbak Mae….. aku membawa seseorang yang akan membuat Mbak merasakan sensasi yang luar biasa.” Pak Is menyeringai kepadaku sedangkan Uztad Mahmud senyum-senyum menyebalkan.

“Bagaimana Mbak, bukankah sudah saya katakan untuk menikmati saja sensasi kenikmatan yang akan kami tawarkan daripada bengong sendirian di rumah. Tadi malam saya melihat Mbak begitu bernafsu dan sangat menikmatinya juga, bukan?.” Aku menjadi jengah mengingat kejadian tadi malam. Memang diakui akupun terhanyut dibuai permainan Pak Is. Aku hanya diam memejamkan mataku dan menarik nafas dalam-dalam sekedar menenangkan perasaanku yang tidak karuan. Aku betul-betul tidak menyangka, guru ngajiku, orang yang dihormati karena kesucian dan pengetahuannya tentang moral dan agama di kampung ini ternyata juga ingin menyetubuhi diriku dan mencicipi kekenyalan tetekku. Apalagi dia sudah sangat berumur membuatku kurang bernafsu untuk menggelomoh kontolnya.

Tiba-tiba aku merasa jengah dan agak jijik kepada mereka berdua dan membuatku pikiranku kacau sehingga aku tubuhku agak terhuyung-huyung ke belakang. Tapi tiba-tiba tangan Pak Is sudah menangkapku dan memelukku dengan erat.

“Hentikan…….. aku tidak mau melakukannya.” Aku berteriak dengan lemah tetapi Uztad Mahmud malah mengamatiku dengan penuh nafsu.

“Kamu benar-benar membuatku bernafsu, bagaimana mungkin aku membiarkan wanita yang sangat menggairahkan pergi?” .

“Sebaiknya Mbak jangan banyak bertingkah, berteriak pun percuma…warga di sini sangat mempercayai kita berdua, lebih baik layani aku dan Uztad Mahmud. Ha… ha… ha…” Pak Is menyeringai.

“Lepaskan aku… lepaskan aku…” aku berusaha meronta, tapi Pak Is mengangkat tubuhku dan membawaku ke kamar tidurku yang telah dia gunakan tadi malam. Dengan mudahnya dia melemparku ke atas ranjang. Aku sangat terkejut dengan perkembangan keadaan ini. Mereka akan memperkosa aku seperti ini. Tetapi apa yang aku bisa lakukan? Sekarang mereka semua berada di kamar tidurku.

Uztad Mahmud mendekat dan merobek daster terusanku dan menarik paksa BH dan Celana Dalam yang ku kenakan kecuali jilbab yang yang ada di kepalaku sehingga tetekku yang sekal dan kencang terlihat jelas. Aku menyesal hanya mengenakan pakaian daster sehingga memudahkan mereka melampiaskan nafsunya. Dan aku kembali cemas dengan Uztad Mahmud yang ternyata kasar terhadap diriku.

“Wow… payudara yang kencang, Mbak Mae sungguh mempunyai tubuh yang luar biasa.” Kata Uztad Mahmud. “Aku suka sekali payudara yang kencang dan putih mulus tanpa cacat.” Uztad melanjutkan.

“Kita beruntung mendapatkan wanita seperti ini…” Pak Is menyahut. Kemudian tangan Pak Is menggerayangi dan meremas-remas kedua buah tetekku yang sekal. Pak Is menghisap-hisap puting tetekku dengan penuh nafsu, dan Uztad Mahmud mulai menggerayangi perut dan pahaku. Tiba-tiba terasa tangannya yang kasar memasuki celah sempit di memekku. Kini aku mengerti mereka akan berusaha merangsangku.

“Aampun….. jangan lakukan ini kepadaku, kalian berdua lebih berakhlak daripadaku “aku memohon belas kasihan mereka, tetapi mereka tidak menunjukkan sedikitpun rasa simpati, malah wajah mereka menunjukan kebuasan nafsu birahi. Mereka dengan cekatan telah melepaskan pakaian mereka masing-masing. Kontol Pak Is sudah kulihat dan kunikmati tadi malam, tetapi sekarang aku terkejut melihat Kontol Uztad Mahmud yang luar biasa, panjangnya sekitar 20 cm lebih dan kelihatan berurat-urat.

Aku makin gemetar sekaligus merasakan aneh yang menjalar seakan-akan ingin merasakan sensasi kontol besar milik Uztad Mahmud. Wajahku terasa panas. Tangan ku telah ditangkap oleh Pak Is dan tetekku kembali dikenyot-kenyotnya dengan rakus. Uztad Mahmud memegang pinggangku dan menaruh kontolnya di lubang pantatku.

“Jangan… jangan disitu… tolong..” Aku menjerit-jerit kesakitan merasakan dorongan kontol Uztad Mahmud dari belakang. Walaupun doyan kontol lelaki tetapi aku belum pernah mencoba anal sex karena bagiku selain lebih jorok juga kelihatan menyakitkan, apalagi malam ini aku bakal disetubuhi oleh dua orang lelaki sekaligus. Aku pernah dientotin dua lelaki teman mainku dari kampus yang lain tetapi mereka sangat lembut dan tidak memaksa apalagi menginginkan anusku untuk memijat kontol mereka….

“Mbak jangan cemas……. akan sedikit menyakitkan ……..tetapi setelah itu kamu akan menikmatinya.” Uztad Mahmud berkata kepadaku dengan senyum sinis. “Bukankah tadi malam memekmu telah dipakai oleh Pak Is, maka aku ingin mencicipi lubang pantatmu yang kuyakin tidak pernah terpakai, masih perawan… ha.. ha… ha..” seringainya.

Tak lama aku berteriak kesakitan tetapi secepat aku membuka mulut ku untuk mengaduh Pak Is memasukkan kontolnya di dalam mulutku dan aku menjadi gelagapan. “Oouummm….mmmpphhh..”

Sementara itu Uztad Mahmud menaruh kontolnya pada lubang pantatku dan menarik pinggangku ke arahnya. Dia tetapi tidak bisa memasukkan kontolnyanya ke dalam lubang pantatku yang sakit. “Pak Is… apa kamu punya mentega di dapur sebab lubangnya sangat sempit” Uztad Mahmud bertanya

“Wah beruntung sekali kau mendapatkan cewek perawan…..ambillah sendiri di dapur.” Pak Is malah tertawa. Uztad Mahmud lalu pergi menuju dapur. “Pak Is, tolong lepaskan aku…. Aku tidak sanggup lagi.” Aku memelas pada Pak Is.

“Mbak…tenang saja dan nikmati. Bukankah Mbak sudah tahu dan mengalami sendiri tadi malam bahwa Mbak Mae benar-benar terpuaskan kan. Kami sudah sangat paham bagaimana memperlakukan wanita yang memiliki tubuh yang sangat indah dan nikmat. Dalam hidup kami jarang-jarang memiliki kesempatan mendapatkan wanita menggairahkan seperti kamu! Maka bagaimana mungkin kami akan tinggalkan?” Pak Is malah menjawab dengan senyum kemenangan.

Kemudian kusadari tidak ada cara lain dan tak seorangpun dapat menyelamatkanku. Maka aku berfikir untuk menikmatinya saja seperti yang diucapkan Pak Is kepadaku. Aku sudah merasa kepalang basah, kenapa tidak dinikmati saja sekalian, toh akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara dengan Pak Is tadi malam.

Aku tidak peduli lagi dengan usia mereka, aku ingin merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan. Disetubuhi oleh dua orang guru mengajiku, dientotin oleh kontol-kontol yang masih dianggap mempunyai moral yang baik oleh warga kampung ini dan merasakan denyutan kontol panjang dan berurat dalam lubang pantatku. Ini semua membuatku birahiku semakin menggelora.