Sabtu, 18 Juni 2016

Cerita Sex Okky Setiana Dewi XXX

325579_10151090499798717_1719357947_o
Okky Setiana Dewi XXX
Di belakang sebuah van, kulihat seorang gadis sedang diancam oleh seorang pemuda. Pemuda yang tadi. Dan gadis itu adalah... Oky Setiana Dewi. Ya Tuhan, tidak mungkin. Aku menatap tak percaya. Tapi memang benar, gadis disana itu adalah Oky Setiana Dewi, salah satu bintang utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih.
Dari tempatku mengintip, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun aku bisa menebak kalau si pemuda sedang mengancam Oky, ia mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto dan menunjukkan pada Oky.
Oky melihatnya dan langsung terkesiap. Seperti tidak menyangka kalau akan melihat gambar-gambar itu. Tidak bisa kulihat foto apa itu, namun bisa kutebak kalau itu adalah foto-foto pribadi yang tidak seharusnya muncul ke publik.
Aku berjalan mendekat, ingin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Kini jarakku hanya dua mobil dari mereka.
”Pram, apa-apaan ini?! Darimana barang ini kau dapatkan?” tanya Oky dengan suara tegang.
”Itu tidak penting.” jawab pemuda yang ternyata bernama Pram.
”Jangan kurang ajar ya, cepat serahkan padaku!” kata Oky ketus, jilbab lebarnya yang sebatas perut tampak melambai-lambai karena tertiup angin.
”Eh, tidak semudah itu. Ada syaratnya,” jawab Pram kalem, tahu kalau ia memegang kendali permainan ini.
”Kamu mau uang? Sebutkan berapa, aku bayar sekarang!” tantang Oky tak sabar.
”Oo... nggak, nggak. Aku tidak serendah itu. Uang tidak aku butuhkan, aku cuma minta...” Pram tidak meneruskan perkataannya.
”Apa, cepat katakan!” kata Oky dengan ketus. Meski berusaha untuk tegar, namun perasan aneh mulai menjalari tubuh sintalnya disertai dengan keringat dingin yang mulai mengucur deras. Dalam hati ia sudah bisa menebak apa yang diinginkan oleh Pram.
Pram maju selangkah dan tiba-tiba tangannya bergerak meremas payudara bulat milik Oky.
"Hei! Jangan kurang ajar ya!" bentak Oky sambil langsung menepis tangan itu dan mendorong tubuh Pram menjauh. "Bangsat... berani sekali kamu!!" Oky menghardik dengan marah.
Pram tersenyum dan melambai-lambaikan setumpuk foto yang ada di tangannya. "Ayolah, aku tahu kamu bisa berpikir jernih. Coba bayangkan, gimana kalo foto-foto ini tersebar ke media. Gimana nanti tanggapan orang tentang kamu?!" kata Pram disusul gelak tawanya yang menjengkelkan.
Oky tertegun, pikirannya kalut. Tiada pilihan baginya selain mengikuti kemauan Pram. Kalau foto-foto itu sampai tersebar, imej-nya sebagai artis anggun yang berjilbab pasti akan hancur. Bahkan bisa-bisa karirnya tamat gara-gara masalah ini.
Pram kembali mendekatinya dan meraba pundaknya, "Gimana? Aku yakin kamu bisa memilih mana yang terbaik." katanya sambil membelai lembut jilbab Oky yang melambai.
Kulihat Oky tampak masih berpikir-pikir. Namun setelah beberapa saat, ia akhirnya mengangguk meski masih dengan berat hati. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Pram menyeringai penuh kemenangan.
"Hahaha... kamu memang pintar!" kata Pram dan tanpa sungkan-sungkan lagi langsung memeluk tubuh sintal Oky. Tangannya dengan gesit menggerayang untuk meremas-remas payudara Oky dari luar baju kurungnya. Tak cuma itu, Pram juga mulai menciumi Oky, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulut gadis cantik itu.
Oky tampak geli, jijik dan juga nikmat saat menerimanya. Semuanya bercampur menjadi satu bersamaan dengan gejolak birahi yang entah berasal dari mana tiba-tiba saja mulai naik menyelubungi tubuh sintalnya.
Pram kini semakin berani dengan menyusupkan salah satu tangannya ke balik kaos lengan panjang yang dipakai oleh Oky. Tangan itu terus bergerak hingga sampai di atas gundukan payudara Oky. Pram berhenti disana dan mulai meremas-remasnya sebentar sebelum ia kembali menyusupkan tangan ke balik beha mungil Oky.
Tampak nafas Oky jadi semakin memburu ketika tangan Pram dengan begitu kasarnya mulai menggerayangi buah dadanya. Ditambah jari-jari Pram yang turut mempermainkan putingnya, maka makin lengkaplah penderitaan yang ia terima. Di atas, Pram juga terus aktif mempermainkan lidahnya, melumat habis bibir tipis Oky hingga air liurnya menetes-netes di pinggiran mulut.
”Ahh... j-jangan!” Oky melenguh, namun sama sekali tidak bisa menolak. Kini Pram sudah membuka resleting rok panjangnya sambil meraba-raba kulit pahanya yang putih jenjang. Satu-persatu kancing baju Oky juga dipreteli oleh laki-laki itu hingga nampaklah BH Oky yang berwarna merah muda, juga belahan dada dan perut Oky yang nampak mulus dan rata.
Melihat semua itu, Pram terlihat semakin bernafsu. Dengan kasar ia menarik turun BH Oky hingga menyembullah payudara Oky yang montok dengan sepasang puting merah tua yang sangat mengggiurkan.
”Wow, ternyata lebih indah dari yang di foto!” kata Pram suka. Dibentangkannya lebar-lebar kedua kaki Oky, tangannya yang semula mengelus-elus paha Oky, kini mulai merambat naik ke selangkangan. Jari-jari besarnya dengan nakal menyelinap ke pinggiran celana dalam Oky dan mengelus lembut disana.
Oky terlihat muak dengan semua yang diterimanya, namun terlihat tidak berdaya untuk melawan. Matanya terpejam sementara dari mulutnya keluar desahan pasrah untuk yang terakhir kali, "Eeemhh... uhh... s-sudah... jangan... tolong hentikan... aku mohon!"
Namun Pram sama sekali tidak menghiraukan, dia malah merapatkan tubuh Oky pada bagian belakang mobil van. Yang tidak diketahui oleh Oky adalah, Pram ternyata pintar membangkitkan nafsunya. Sapuan-sapuan lidah pemuda itu pada putingnya perlahan namun pasti mulai membuat Oky gelagapan. Yang terutama terlihat adalah puting Oky yang sekarang tampak semakin mengeras saja.
Tangan Pram juga mulai menyelinap ke balik celana dalam Oky untuk mengusap-usap permukaan kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus lebat menggiurkan. Dari tempatku berdiri bisa kulihat betapa rimbun rambut keriting itu.
"Sshh... eemhh..." Oky mulai meracau saat jari-jari tangan Pram perlahan memasuki lubang vaginanya dan memainkan klistorisnya, sementara mulut pemuda itu tiada henti-henti mencumbu bulatan payudaranya. Mau atau tidak, diperlakukan terus seperti itu membuat Oky mulai terbawa nikmat.
"Hehehe... kamu mulai terangsang ya?" ejek Pram dekat telinga Oky.
Sebelum Oky sempat untuk menjawab, tiba-tiba saja Pram dengan kasar menarik lepas celana dalamnya sehingga yang tersisa di tubuh Oky sekarang hanya baju lengan panjang dan jilbab lebar yang masih menutupi kepala dan rambutnya. Sedangkan BH-nya sudah terangkat, memperlihatkan sepasang payudara milik Oky yang begitu putih dan mulus.
Pram menunduk, dibentangkannya kedua paha Oky di depan wajahnya. Tanpa aba-aba, ia kemudian membenamkan wajah pada selangkangan Oky. Dengan penuh nafsu ia melahap dan menyedot-nyedot vagina Oky hingga menjadi begitu basah. Lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitoris gadis itu. Sesekali Pram juga mengorek-ngorek lubang kemaluan dan anus Oky. Perlakuannya itu membuat tubuh Oky menggelinjang-gelinjang dengan diiringi oleh desahan nikmat.
Tidak lama Pram melakukannya. Saat dirasa vagina sempit Oky sudah mulai basah, iapun berhenti. Ditariknya dua jari tangan yang sedari tadi mengorek-ngorek liang senggama dan diberikannya pada Oky, disuruhnya gadis itu untuk membersihkannya. Meski jijik, dengan terpaksa Oky melakukannya. Dijilatinya jari-jari Pram yang penuh belepotan oleh cairan cintanya.
"Nah, sekarang giliran kamu untuk merasakan kontolku!" kata Pram sambil mendorong tubuh Oky hingga jatuh ke lantai parkiran yang dingin. Disana, Oky meringkuk tanpa daya, berusaha untuk menutupi tubuhnya yang terbuka disana-sini. Sambil menyeringai, Pram mulai melepaskan celana. Dalam waktu singkat, tampaklah oleh Oky kemaluan Pram yang sudah menegang sedari tadi. Ukurannya lumayan besar juga, dengan dihiasi bulu-bulu keriting yang mencuat tak beraturan disana-sini.
Pram kemudian maju ke wajah Oky dan menyodorkan penisnya. Oky tanpa perlu disuruh dua kali segera mengocok dan mengemut penis itu. Pada awalnya ia terlihat hampir muntah, namun Pram dengan gesit menahan kepala Oky hingga gadis itu tidak dapat melepaskan kulumannya.
"Yah gitu... hisap yang kuat, jangan cuma dimasukin mulut aja!" dengus Pram sambil terus memaju-mundurkan penisnya di mulut Oky.
Aku yang melihat dari jauh jadi ikut terangsang juga. Kubayangkan seandainya penisku yang sedang dihisap oleh Oky disana, uh betapa nikmatnya. Sambil terus menonton, kukeluarkan penisku dari sela-sela restleting dan mulai mengocoknya pelan. Aku onani!
Selama 5 menit Oky mengkaraoke Pram sebelum pemuda itu mengakhirinya dengan menarik kepala Oky menjauh. Setelah itu dibaringkannya tubuh Oky di lantai dan membuka lebar-lebar kedua paha gadis itu. Pram lalu berlutut di antaranya. Oky terlihat memejamkan mata, tak sanggup menerima pemerkosaan atas dirinya.
Sleebb...!!! Dengan lancar penis Pram meluncur masuk sampai tembus menyentuh rahim Oky. Aku heran juga, apa Oky sudah tidak perawan? Yah, sepertinya begitu. Karena meski menangis, Oky tidak terlihat kesakitan, ia hanya merasa dilecehkan karena sudah diperkosa oleh Pram di lahan parkir mall. Oky bahkan mengerang setiap kali Pram menyodokkan penisnya, ia terlihat mulai bisa menikmatinya. Perawan ataupun tidak, aku suka melihat persetubuhan ini. Bayangkan, seorang Oky Setiana Dewi diperkosa tepat di depan matamu. Sungguh sangat beruntung sekali bukan? Siapa tahu aku bisa mengambil manfaat dari peristiwa ini. Ah, mudah-mudahan saja.
Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan terus terjadi. Begitu membuai dan sangat nikmat. Sambil menyetubuhi, bibir Pram tak henti-henti melumat mulut dan payudara Oky, tangannya pun selalu meremas payudara dan pantat Oky yang putih mulus. Oky hanya pasrah saja menerima semua perlakuan itu. Bahkan saat Pram menaikkan tubuhnya ke pangkuan, ia hanya diam saja.
Pram kembali menggerakkan tubuh Oky naik turun. Ia melakukan itu sambil menyusu pada payudara Oky yang tepat berada di depan wajahnya. Ia kulum dan hisap puting Oky ke dalam mulutnya seperti bayi yang sedang menetek.
Puas di posisi itu, Pram kemudian membalik badan Oky hingga sekarang menungging. Disetubuhinya Oky dari arah belakang sambil tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuh Oky yang putih mulus. Dari tempatku mengintip, harus kuakui kalau Pram sungguh-sungguh hebat. Aku yang cuma onani sambil melihat saja sudah ejakulasi, sedangkan dia yang beneran main bisa bertahan begitu lama.
Setelah lebih dari setengah jam, barulah Pram mulai melenguh panjang. Sodokannya terlihat semakin kencang sambil kedua payudara Oky diremas-remasnya brutal. Ia terus melakukannya sampai maninya menyempot dengan deras mengisi liang rahim Oky tak lama kemudian.
Oky menjerit keras saat menerimanya, namun ia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah kehabisan tenaga, jadi dibiarkannya saja mani Pram belepotan di sekujur tubuhnya.
Sebagai hidangan penutup, Pram menempelkan penisnya pada bibir Oky dan menyuruh gadis itu untuk membersihkannya. Oky tanpa bisa melawan segera menjilatinya sampai bersih. Setelah tidak ada lagi ceceran sperma yang ada disana, Pram baru mencabut penisnya dari mulut Oky.
"Aku sudah memenuhi keinginanmu, jadi serahkan foto-foto itu sekarang!" kata Oky tak sabar.
"Tenang, Sayang. Nih ambil," jawab Pram sambil melemparkan tumpukan foto di tangannya ke muka Oky.
Oky lekas mengumpulkan dan mengamatinya. Saat tahu ada yang kurang, ia segera berteriak. "Klisenya! Mana klisenya?!" bentaknya.
"Jangan marah-marah gitu dong, klisenya aman bersamaku. Kamu bisa mengambilnya besok pagi di rumahku." kata Pram sambil memutar tubuhnya, bersiap meninggalkan Oky yang masih terpuruk kelelahan.
Tidak terima dengan kelakuan laki-laki itu, Oky pun lekas bangkit dan memburunya, ia mengejar Pram. Namun baru satu langkah, Pram tiba-tiba berbalik dan Jreb! Ia menghujamkan pisau tepat ke dada Oky. Gadis itupun langsung roboh tanpa sempat berteriak.
Aku yang panik, tanpa pikir panjang segera menghambur keluar. Sementara Pram berlari menjauh, kutarik pisau yang menancap di dada Oky dengan tanganku. Memang aku sempat terpesona oleh tubuh mulus Oky yang masih terbuka disana-sini, namun melihatnya yang sekarat menyabung nyawa, lekas kusingkirkan jauh-jauh pikiran mesum itu.
Aku sudah akan menelepon polisi saat tiba-tiba suara Pram mengejutkanku dari arah belakang. “Hei, Bung... jangan suka mencampuri urusan orang!”
Belum sempat aku berkata apa-apa, apalagi berbalik untuk menghadapinya, kurasakan sebuah benda tumpul menghantam tengkorak kepalaku.

2 komentar: